LAPORAN HASIL PERCOBAAN KIMIA
Tekanan Osmotik
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kimia
Disusun Oleh :
1. Meilia Rahmawati
2. Mumuh Muhlisin
3. Neng Ayu
4. Ulfa Nur Fauziyah
5. Wiwin Widaningsih
XII IPA 2
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
SMA NEGERI 1 MAJALENGKA
Jalan K.H Abdul Halim No. 113 Telp. (0233) 281220 Majalengka
2013/2014
Percobaan
Tekanan Osmotik
I.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
tekanan osmotik pada kentang dan wortel.
II.
Dasar
Teori
Pada hakikatnya tekanan osmose merupakan suatu
proses tekanan yang menyebabkan difusi. Osmose juga merupakan difusi dari tiap
pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Membran sel
yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul lain dikatakan
permeabel secara diferensial. Seperti dikatakan diatas, pelarut universal
adalah air.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis
adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu
tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi rendah. Pertukaran air
antara sel dan lingkungan adalah suatu faktor yang sangat penting sehingga
memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (Salisbury & Ross,
1995).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air
atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi
bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Energi bebas
suatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1)
disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding
dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk
bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang
potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja, 1996).
Tekanan
osmotik tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi
dan bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik
larutan-larutan encer dapat didekati dengan rumus yang serupa dengan persamaan
gas ideal, yaitu:
π = MRT
π = tekanan osmotik
n = jumlah mol zat terlarut
T = suhu absulut larutan (K)
R = tetapan gas (0,082 L
atm mol-1 K-1)
Larutan-larutan
yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai
tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan
osmotiknya ebih rendah disebut hipotonik.
III.
Alat dan bahan
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Jumlah
|
·
Pisau
·
Gelas Aqua
·
Timbangan
·
Sendok
·
Penggaris
·
Tissue
|
1 buah
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya
|
·
Apel
·
Wortel
·
Kentang
·
Air murni
·
Air sumur
·
Minyak Kelapa
·
Aquades
·
Cuka Diksi
·
Larutan Gula
·
Larutan Garam
|
1 buah
1 buah
4 buah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
|
IV.
Langkah Kerja
A. Langkah 1
1. Menyiapkan buah apel dan pisau.
2. Mengiris buah apel menjadi kubus berukuran 2x2 cm.
3. Menyiapkan 2 buah gelas aqua.
4. Memasukkan air sumur dan larutan garam ke dalam gelas aqua
kira-kira sampai setengah gelas.
5. Memasukkan potongan apel tadi masing masing satu ke dalam
air sumur dan larutan garam.
6. Merendam potongan apel semalaman kira-kira 12 jam.
7. Setelah itu, mengamati perubahan warna, bentuk dan ukuran
kedua apel yang sudah direndam.
8. Mencatat hasil pengamatan.
B.
Langkah 2
1.
Menyiapkan wortel
dan pisau.
2.
Mengiris wortel
menjadi 3 potong sama bentuk dan ukurannya.
3.
Memasukkan
masing-masing satu potong wortel ke dalam cuka diksi, air aquades dan minyak
kelapa.
4.
Merendam potongan
wortel semalam kira-kira 12 jam.
5.
Setelah itu,
mengamati perubahan warna, bentuk dan ukuran kedua apel yang sudah direndam..
6.
Mencatat hasil
pengamatan.
C.
Langkah 3
1.
Mengambil 2 buah
kentang.
2.
Mengupas kedua buah
kentang tersebut.
3.
Menimbang berat kedua
buah kentang tersebut, lalu menyamakan bentuk dan beratnya.
4.
Memasukkan kedua
buah kentang tersebut masing-masing satu buah ke dalam larutan gula dan air
murni.
5.
Merendam kedua buah
kentang tersebut semalaman kira-kira 12 jam.
6.
Setelah itu, mengamati
warna, bentuk dan berat kedua buah kentang yang sudah direndam.
7.
Mencatat hasil
pengamatan.
D.
Langkah 4
1.
Mengambil kentang.
2.
Memotong kentang
menjadi kubus berukuran 2x2 cm 2 buah.
3.
Memasukkan 2 buah
kentang tersebut masing-masing satu buah ke dalam larutan garam dan air murni.
4.
Merendam dua buah
kentang tadi semalaman.
5.
Setelah itu, mengamati
warna, bentuk dan berat kedua buah kentang yang sudah direndam.
6.
Mencatat hasil
pengamatan.
V.
Hasil Pengamatan
A.
Tabel Data 1
|
Hasil Pengamatan
|
||
Warna
|
Bentuk
|
Ukuran
|
|
Apel 1 (Air Sumur)
|
Apel berwarna pudar kecoklatan
|
Mengalami pembesaran sehingga menjadi lebih berat
|
2,3 cm
|
Apel 2 (Larutan Garam)
|
Apel berwarna pekat kecoklatan dan air murni menjadi lebih bening
|
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan
|
1,5 cm
|
B.
Tabel Data 2
|
Hasil Pengamatan
|
||
Warna
|
Bentuk
|
Ukuran
|
|
Wortel 1 (Cuka)
|
Wortel berwarna oren lebih pekat,
air garam berwarna menjadi lebih bening
|
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan/kecil
|
1,5 cm
|
Wortel 2 (Aquades)
|
Wortel berwarna oren lebih pudar
|
Mengalami pembesaran sehingga lebih berat
|
2,5 cm
|
Wortel 3 (Minyak Kelapa)
|
Wortel berwarna oren lebih pekat,
air garam berwarna menjadi lebih bening
|
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan/kecil
|
1,5 cm
|
C.
Tabel Data 3
|
Hasil Pengamatan
|
||
Warna
|
Bentuk
|
Ukuran
|
|
Kentang 1 (Larutan Gula)
|
Kentang berwarna kekuningan lebih
pekat, air garam berwarna menjadi lebih bening
|
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan/kecil
|
3cm
|
Kentang 2 (Air Murni)
|
Berwarna kuning lebih pudar
|
Mengalami pembesaran sehingga lebih berat
|
2,5 cm
|
D.
Tabel Data 4
|
Hasil Pengamatan
|
||
Warna
|
Bentuk
|
Ukuran
|
|
Kentang 1 (Larutan Garam)
|
Kentang berwarna kekuningan lebih
pekat, air garam berwarna menjadi lebih bening
|
Mengalami pengkerutan
|
1,7 cm
|
Kentang 2 (Air Murni)
|
Kentang berwarna kuning lebih pudar
|
Mengalami pembesaran
|
2,2 cm
|
VI.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan tersebut
terjadi penurunan dan kenaikan massa kentang dan apel. Terjadi penurunan massa
pada kentang yang di rendam pada larutan gula dan larutan garam. Hal tersebut
terjadi karena air pada kentang bergerak ke luar menuju larutan gula dan
larutan garam. Larutan gula dan larutan garam mempunyai konsentrasi yang lebih
tinggi dari pada kentang, hal tersebut menbuktikan bahwa osmosis adalah proses
perpindahan zat dari yang konsentrasinya rendah menuju konsentrasi tinggi
sehingga massa pada kentang dan apel berkurang. Perpindahan air pada kentang
yang bersifat hipotonis (konsentrasi rendah) menuju larutan gula yang bersifat
hipertonis (konsentrasi tinggi). Begitu pula pada wortel dalam air cuka dan
minyak kelapa.
Sedangkan kentang dan wortel yang di rendam pada air aquades
massanya akan bertambah. Hal ini dikarenakan air memiliki konsentrasi yang
lebih rendah dari pada kandungan pada kentang dan wortel sehingga kentang dan
wortel yang di rendam dalam air massa akan bertambah sebab konsentrasi pada air
berpindah ke kentang dan wortel. Begitu juga dengan apel yang direndam dalam
air sumur.
VII. Kesimpulan
Setelah percobaan dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang mengalami
pengerutan adalah kentang dalam larutan gula, kentang dalam larutan garam, apel
dalam larutan garam, wortel dalam air cuka dan minyak kelapa. Sedangkan yang
mengalami pembesaran yaitu kentang dan wortel dalam air aquades dan apel dalam
air sumur.
VIII. Lampiran
Gambar 1.1 Keadaan awal
kentang yang direndam dalam
air murni dan larutan gula.
Gambar 1.2 Keadaan akhir kentang yang direndam dalam
air murni dan larutan gula.