Partly Clouds

Large field with cloud in the sky.

In the morning

Backyard on the edge of the river with boats.

Perfect City

Structuring a city full of warmth.

Future House

Romantic with beauty garden.

Angle of beauty city

Lights illuminate the city.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Laporan Percobaan Tekanan Osmotik

LAPORAN HASIL PERCOBAAN KIMIA
Tekanan Osmotik
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kimia


Disusun Oleh :
1.        Meilia Rahmawati
2.        Mumuh Muhlisin
3.        Neng Ayu
4.        Ulfa Nur Fauziyah
5.        Wiwin Widaningsih

XII IPA 2




PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
SMA NEGERI 1 MAJALENGKA
Jalan K.H Abdul Halim No. 113 Telp. (0233) 281220 Majalengka

2013/2014





Percobaan
Tekanan Osmotik

     I.              Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tekanan osmotik pada kentang dan wortel.


  II.              Dasar Teori
Pada hakikatnya tekanan osmose merupakan suatu proses tekanan yang menyebabkan difusi. Osmose juga merupakan difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul lain dikatakan permeabel secara diferensial. Seperti dikatakan diatas, pelarut universal adalah air.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adalah suatu faktor yang sangat penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (Salisbury & Ross, 1995).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja, 1996).
Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat didekati dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
π = MRT
 π = tekanan osmotik 
n = jumlah mol zat terlarut
T = suhu absulut larutan (K)
R = tetapan gas (0,082  L atm mol-1 K-1)
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan osmotiknya ebih rendah disebut hipotonik.


   III.          Alat dan bahan
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
·         Pisau
·         Gelas Aqua
·         Timbangan
·         Sendok
·         Penggaris
·         Tissue


1 buah
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya

·         Apel
·         Wortel
·         Kentang
·         Air murni
·         Air sumur
·         Minyak Kelapa
·         Aquades
·         Cuka Diksi
·         Larutan Gula
·         Larutan Garam

1 buah
1 buah
4 buah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya



   IV.          Langkah Kerja
A.    Langkah 1
1.    Menyiapkan buah apel dan pisau.
2.    Mengiris buah apel menjadi kubus berukuran 2x2 cm.
3.    Menyiapkan 2 buah gelas aqua.
4.    Memasukkan air sumur dan larutan garam ke dalam gelas aqua kira-kira sampai setengah gelas.
5.    Memasukkan potongan apel tadi masing masing satu ke dalam air sumur dan larutan garam.
6.    Merendam potongan apel semalaman kira-kira 12 jam.
7.    Setelah itu, mengamati perubahan warna, bentuk dan ukuran kedua apel yang sudah direndam.
8.    Mencatat hasil pengamatan.

B.     Langkah 2
1.    Menyiapkan wortel dan pisau.
2.    Mengiris wortel menjadi 3 potong sama bentuk dan ukurannya.
3.    Memasukkan masing-masing satu potong wortel ke dalam cuka diksi, air aquades dan minyak kelapa.
4.    Merendam potongan wortel semalam kira-kira 12 jam.
5.    Setelah itu, mengamati perubahan warna, bentuk dan ukuran kedua apel yang sudah direndam..
6.    Mencatat hasil pengamatan.

C.    Langkah 3
1.    Mengambil 2 buah kentang.
2.    Mengupas kedua buah kentang tersebut.
3.    Menimbang berat kedua buah kentang tersebut, lalu menyamakan bentuk dan beratnya.
4.    Memasukkan kedua buah kentang tersebut masing-masing satu buah ke dalam larutan gula dan air murni.
5.    Merendam kedua buah kentang tersebut semalaman kira-kira 12 jam.
6.    Setelah itu, mengamati warna, bentuk dan berat kedua buah kentang yang sudah direndam.
7.    Mencatat hasil pengamatan.

D.    Langkah 4
1.    Mengambil kentang.
2.    Memotong kentang menjadi kubus berukuran 2x2 cm 2 buah.
3.    Memasukkan 2 buah kentang tersebut masing-masing satu buah ke dalam larutan garam dan air murni.
4.    Merendam dua buah kentang tadi semalaman.
5.    Setelah itu, mengamati warna, bentuk dan berat kedua buah kentang yang sudah direndam.
6.    Mencatat hasil pengamatan.


  V.              Hasil Pengamatan
A.           Tabel Data 1

Hasil Pengamatan
Warna
Bentuk
Ukuran
Apel 1 (Air Sumur)
Apel berwarna pudar kecoklatan
Mengalami pembesaran sehingga menjadi lebih berat
2,3 cm
Apel 2 (Larutan Garam)
Apel berwarna pekat kecoklatan dan air murni menjadi lebih bening
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan
1,5 cm

B.            Tabel Data 2

Hasil Pengamatan
Warna
Bentuk
Ukuran
Wortel 1 (Cuka)
Wortel berwarna oren  lebih pekat, air garam berwarna menjadi lebih bening
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan/kecil
1,5 cm
Wortel 2 (Aquades)
Wortel berwarna oren  lebih pudar
Mengalami pembesaran sehingga lebih berat
2,5 cm
Wortel 3 (Minyak Kelapa)
Wortel berwarna oren  lebih pekat, air garam berwarna menjadi lebih bening
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan/kecil
1,5 cm

C.            Tabel Data 3

Hasil Pengamatan
Warna
Bentuk
Ukuran
Kentang 1 (Larutan Gula)
Kentang berwarna kekuningan  lebih pekat, air garam berwarna menjadi lebih bening
Mengalami pengkerutan sehingga lebih ringan/kecil
3cm
Kentang 2 (Air Murni)
Berwarna kuning lebih pudar
Mengalami pembesaran sehingga lebih berat
2,5 cm

D.           Tabel Data 4

Hasil Pengamatan
Warna
Bentuk
Ukuran
Kentang 1 (Larutan Garam)
Kentang berwarna kekuningan  lebih pekat, air garam berwarna menjadi lebih bening
Mengalami pengkerutan
1,7 cm
Kentang 2 (Air Murni)
Kentang berwarna kuning lebih pudar
Mengalami pembesaran
2,2 cm


   VI.          Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan tersebut terjadi penurunan dan kenaikan massa kentang dan apel. Terjadi penurunan massa pada kentang yang di rendam pada larutan gula dan larutan garam. Hal tersebut terjadi karena air pada kentang bergerak ke luar menuju larutan gula dan larutan garam. Larutan gula dan larutan garam mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dari pada kentang, hal tersebut menbuktikan bahwa osmosis adalah proses perpindahan zat dari yang konsentrasinya rendah menuju konsentrasi tinggi sehingga massa pada kentang dan apel berkurang. Perpindahan air pada kentang yang bersifat hipotonis (konsentrasi rendah) menuju larutan gula yang bersifat hipertonis (konsentrasi tinggi). Begitu pula pada wortel dalam air cuka dan minyak kelapa.
Sedangkan kentang dan wortel yang di rendam pada air aquades massanya akan bertambah. Hal ini dikarenakan air memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari pada kandungan pada kentang dan wortel sehingga kentang dan wortel yang di rendam dalam air massa akan bertambah sebab konsentrasi pada air berpindah ke kentang dan wortel. Begitu juga dengan apel yang direndam dalam air sumur.


     VII.         Kesimpulan
 Setelah percobaan dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa yang mengalami pengerutan adalah kentang dalam larutan gula, kentang dalam larutan garam, apel dalam larutan garam, wortel dalam air cuka dan minyak kelapa. Sedangkan yang mengalami pembesaran yaitu kentang dan wortel dalam air aquades dan apel dalam air sumur.


 VIII. Lampiran
  
                                        Gambar 1.1 Keadaan awal kentang yang direndam dalam

air murni dan larutan gula.


Gambar 1.2 Keadaan akhir kentang yang direndam dalam
air murni dan larutan gula.