Partly Clouds

Large field with cloud in the sky.

In the morning

Backyard on the edge of the river with boats.

Perfect City

Structuring a city full of warmth.

Future House

Romantic with beauty garden.

Angle of beauty city

Lights illuminate the city.

Sabtu, 11 Desember 2010

Mengapa Tidak Memaafkan ?

Bagi seorang mukmin ketika marah, hendaknya ia menyadari hakikat satu hal. Yakini bahwa apabila Anda marah pada seseorang karena sifatnya, ucapannya, kelakuannya, tindak tanduknya atau lainnya, maka sama halnya Anda telah marah pada perbuatan Allah swt. Apabila Anda jengkel dan benci pada orang yang memaki-maki Anda, mempencundangi Anda atau menipu Anda, maka sama pula Anda jengkel dan benci pada laku perbuatan Allah. Apabila Anda kesal, ngedumel, dan marah karena keinginan Anda tidak tercapai, harapan Anda tidak terlaksanakan atau doa Anda sulit terkabul, maka Anda sama saja marah dan tidak ridha terhadap keputusan /ketetapan Allah.
      Demikian ini dikarenakan sejatinya tidak ada yang berbuat kecuali hanya Allah semata. Dialah yang memiliki kehendak, yang menciptakan, dan menggerakan makhluk-makhluk-Nya. Maka setiap yang berbuat dan bergerak dari selain-Nya hanyalah alat abagi-Nya. Termasuk pula orang yang kita marahi, sejatinya atas kehendak dan perbuatan Allah.
      Sunguh Anda patut bertanya pada diri Anda sendiri saat marah. Adakah orang yang Anda marahi itu benar-benar bersalah dan patut Anda marah ? Bisa jadi kemarahan Anda itu justru muncul dari kesalahan Anda sendiri, bukan dari salahnya. Bisa jadi Anda jengkel dan mencaci makinya karena rasa dendam dan iri yang bersarang di hati Anda. Anda marah padanya karena hendak menunjukkan kesombongan Anda padanya. Anda marah dan mencak-mencak, padahal orang yang Anda marahi itu hendak menasihati kebaikan pada diri Anda.
      Atau jika memang orang yang Anda marahi itu telah berbuat salah pada Anda, bisa jadi perbuatan salahnya itu tidak disengaja, bisa pula karena dia orang yang jahil/bodoh, atau bisa pula karena dia memendam iri pada diri Anda yang suka pamer dan berbuat sombong.
      Dengan dalih dan alasan apapun, toh kesalahan itu telah diperbuatnya, toh kejadian telah terjadi, perbuatannya telah dilakukan, dan ucapannnya telah keluar dari bibirnya. Anda mau marah-marah, itu sama saja percuma. berusaha memaafkan kesalahan orang lain adalah pilihan terbaik untuk mengembalikan kebahagiaan dan kedamaian. Untuk belajar memaafkan kesalahan orang lain akan dapat mensucikan jiwa kita, meninggikan kedudukan kita, dan menguntungkan diri kita sendiri. Belajar untuk memaafkan orang lain adalah langkah yang penting untuk menggapai maghfirah Allah dan ridha-Nya.
       "Barangsiapa menolak kemarahannya, maka Allah akan menolak siksa-Nya darinya." (HR. Thabrani)
     Camkanlah hal ini benar-benar, niscaya akan Anda sadari bahwa kemarahan Anda itu sungguh tidak patut, tidak layak, dan akan merugikan diri Anda sendiri.



Sumber : Buku :)

Semangat yang Menembus Langit

Jika seorang hamba dikaruniai semangat besar, maka dia akan berjalan di atas jalan keutamaan, dan akan menaiki tangga derajat yang tinggi. Dan, itu salah satu ciri Islam.
     Semangat adalah pusat penggerak, yang membentuk kepribadian, dan yang mengawasi organ-organ tubuh. Semangat merupakan bahan bakar jiwa dan kekuatan yang berkobar-kobar, yang akan menggerakkan pemiliknya untuk melompat cukup tinggi, dan memburu nilai-nilai kemuliaan. Semangat yang besar akan mendatangkan-dengan izin Allah-kebaikan yang tak terhingga. Karena dengan begitu Anda bisa naik pada tangga kesempurnaan, urat nadi Anda teraliridarah kesatria, dan Anda terdorong ke wilayah ilmu dan amal. Semua orang melihat Anda berdiri di semua pintu kemuliaan, dan tangan Anda selalu terulur untuk hal-hal penting. Anda selalu terlibat dalam perburuan bersana mereka yang juga memburu nilai-nilai keutamaan, tidak pernah puas dengan tingkatan yang rendah, tidak pernah berhenti meski telah sampai batas, dan tidak pernah puas dengan yang sedikit.
     Dengan menghiasi diri semangat yang besar, maka semua cita-cita dan perbuatan-perbuatan yang tidak berharga akan tersingkirkan dengan sendirinya. Dengannya pula, pohon yang menghasilkan kehinaan dan kerendahan akan tercabut dengan sendirinya. Seorang yang memiliki semangat besar dan jiwa tegar, tidak pernah gentar menghadapi keadaan yang bagaimanapun. Sedangkan orang yang kehilangan semangat akan mudah gentar, dan dengan argumentasi yang lemah saja mulutnya sudah terkunci.
     Tapi jangan salah, jangan mencampur adukan antara semangat yang besar dengan kesombongan. Keduanya tidak sama, seperti langit yang mengandung hujan dan bumu yang mempunyai tumbuh-tumbuhan. Semangat yang besar adalah mahkota di dalam hati seorang yang merdeka. Dia selalu berusaha untuk mencapai kesucian dan menjadi lebih baik. Dengan semangat yang besar orang akan menyesali setiap kesempatan yang hilang untuk berbuat baik. Dia selalu rindu dan haus untuk bisa mencapai tujuan dan target.
      Semangat yang menyala-nyala adalah hiasan para pewaris nabi. Sedangkan kesombongan adalah virus yang menjangkiti para tiran yang keji.
      Dengan semangat besar, orang akan terdorong ke derajat yang lebih tinggi. Sedangkan kesombongan akan menjatuhkannya ke jurang kehinaan. Wahai penuntut ilmu, tanamkan semangat besar itu di dalam diri Anda, dan jangan berpaling darinya. Islam telah mengisyaratkannya dalam masalah-masalah fiqhiyyah yang sering Anda temukan dalam hidup sehari-hari. Yaitu, fiqhiyyah yang mengingatkan agar Anda memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

      Semangat itu laksana matahari yang mengatakan cintanya,
      dan purnama yang mengukirkan huruf-huruf dalam cahyanya.

     Sungguh, Allah sangat memperhatikan semangat. Hunuslah pedang semangat itu untuk menebas pedihnya kehidupan.

      Adalah kesungguhan hingga mata yang satu melampaui yang lain,
      dan hari yang satu menjadi pemimpin hari yang lain.

Hadapi Hidup Ini Apa Adanya !

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.
     Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, ibu , kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka pasti ada harganya.
      Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagiaan itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. "Dunia ini terlaknat,dan terlaknat semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar," begitu hadits berkata.
      Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.
      Bahkan ibu Anda pun tak akan pernahh sempurna di mata anda. Maka kata hadits, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah, sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."
      Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan langkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.

Islam Itu Tinggi dan Tidak Ada yang Mengunggulinya

Rasulullah saw bersabda, "Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya."
     Hadis ini memiliki latar belakang yang menunjukan fakta penting sangat kuat. Diriwayatkan dari Aidh bin Amr, bahwasannya dirinya datang bersama Abu Sufyan ketika penaklukan Mekkah. Ketika itu Rasulullah saw tengah berada diantara para sahabatnya. Maka mereka berkata, "Inilah Abu Sufyan dan Aidh bin Amr." Mendengar kata-kata sahabat itu, Beliau bersabda, "Ini adalah Aidh bin Amr dan Abu Sufyan. Islam lebih tinggi dari itu, Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya."
     Walaupun kaum muslimin dalam kondisi kalah yang menyebabkan mereka tertimpa sedih, tetaplah orang mukmin sejati itu jiwanya selalu merasa tinggi dengan semua makna ketinggian yang mutlak. Sebab Allah telah memuliakan dan mengkhususkan orang mukmin dengan ketinggian yang tidak diberikan kepada makhluk lain yang tidak beriman, walaupun dirinya berada dalam kondisi paling jauh dari meraih kemenangan dan kekuasaan. Inilah yang tertanam dalam diri para sabahat Nabi ra.
     Allah Ta'ala berfirman kepada kaum mukminin di tengah kondisi kekalahan mereka dan di tengah berbagai kecaman yang mereka terima dari kaum musyrikin:
     "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran : 139)
     Dalam hal ini Allah melarang hamba-hamba-Nya untuk merasa lemah dan sedih, walaupun mereka tengah ditimpa kekalahan dan badai ujian. Hal itu dikarenakan merekalah para pemilik ketinggian dan kemuliaan sebenarnya selama mereka berpegang teguh dengan agama dan keimanannya.
     Jadi inti ketinggian dan harga diri adalah agama Islam ini yang dengannya Allah muliakan mereka.setelah itu tidak perlu mereka pedulikan kelemahan mereka dari sisi materi dan kemenangan berada di pihak musuh.




Sumber : Buku :p